JAKARTA - Aliansi Perbankan Net Zero (NZBA), yang selama ini menjadi pionir global dalam upaya perbankan memangkas emisi karbon, resmi menghentikan operasinya setelah kehilangan sebagian besar anggotanya.
Keputusan ini diambil melalui pemungutan suara membubarkan aliansi, menandai akhir dari organisasi berbasis keanggotaan yang dibentuk pada 2021 untuk memimpin komitmen sektor perbankan terhadap net zero.
Langkah ini dipicu oleh tekanan politik dan hukum, termasuk tuduhan dari beberapa anggota parlemen Amerika Serikat (AS) bahwa keanggotaan NZBA dapat melanggar peraturan persaingan usaha.
Sejak akhir 2024, NZBA mulai kehilangan anggota penting, dimulai dari pengunduran diri Goldman Sachs pada Desember 2024, diikuti oleh bank-bank Wall Street lainnya dan kemudian bank-bank Kanada pada awal 2025. Perombakan organisasi sempat dilakukan pada April 2025, termasuk penghapusan persyaratan wajib bagi bank untuk menyelaraskan aktivitas pinjaman dan pasar modal dengan target membatasi pemanasan global hingga 1,5°C.
Namun, pengunduran diri kembali meningkat pada musim panas 2025. HSBC meninggalkan kelompok pada Juli, disusul UBS dan Barclays pada Agustus. “Dengan pengunduran diri sebagian besar bank global, organisasi ini tidak lagi memiliki keanggotaan yang cukup untuk mendukung transisi kami,” ujar juru bicara NZBA, dikutip dari ESGtoday.com.
Meskipun aliansi ditutup, sumber daya yang dikembangkan NZBA selama beberapa tahun tetap dapat diakses publik. Juru bicara NZBA menekankan bahwa “Panduan Penetapan Target Iklim untuk Bank dan sumber daya implementasi pendukungnya adalah kerangka kerja perbankan global yang paling banyak digunakan yang berfokus secara khusus pada penetapan target dekarbonisasi dan akan tetap tersedia untuk umum.”
Hal ini memungkinkan bank-bank di seluruh dunia tetap merujuk pada panduan tersebut untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana transisi net-zero masing-masing.
Keputusan ini mengikuti langkah serupa oleh kelompok iklim untuk industri asuransi pada 2024, dan organisasi lain di sektor manajemen aset juga sedang mempertimbangkan strategi mereka setelah menghadapi tekanan politik serupa. Jeanne Martin, Direktur Corporate Engagement di organisasi nirlaba ShareAction, menyatakan kekecewaannya atas keputusan sebagian besar bank global.
“Sangat mengecewakan melihat bank-bank terbesar di dunia memilih untuk menghindar dari akuntabilitas terkait komitmen mereka untuk mencegah dampak terburuk dari pemanasan global,” ujarnya.
Martin menekankan bahwa para bankir senior perlu menggunakan pengaruh mereka untuk meningkatkan standar akuntabilitas iklim jika ingin transisi energi bersih memiliki peluang berhasil. Meskipun terlihat sebagai kemunduran, Gill Lofts, Pemimpin Keuangan Berkelanjutan Layanan Keuangan Global di EY, melihat penutupan NZBA sebagai peluang baru bagi bank. “Hal ini mencerminkan penilaian ulang yang pragmatis dan transparan terhadap realitas ilmiah, ekonomi, dan politik yang kita hadapi saat ini,” kata Lofts.
Seiring penutupan operasional NZBA, organisasi ini tetap menyediakan panduan terbaru berjudul Panduan Penetapan Target Iklim untuk Bank. Panduan ini menguraikan prinsip-prinsip kunci untuk menetapkan target net zero yang sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris, sekaligus menyediakan sumber daya implementasi yang mendukung bank dalam mengembangkan strategi dekarbonisasi mereka. Juru bicara NZBA menegaskan, “Bank-bank di seluruh dunia dapat terus menggunakan dan merujuk pada sumber daya ini untuk membantu mengembangkan dan melaksanakan rencana transisi net-zero mereka sendiri.”
NZBA sebelumnya dikenal sebagai badan utama industri perbankan global yang fokus pada pengurangan emisi karbon dan mendorong praktik perbankan yang lebih berkelanjutan. Aliansi ini awalnya didukung oleh sejumlah bank besar internasional, yang bekerja sama untuk menetapkan target dekarbonisasi, membagikan praktik terbaik, dan menyelaraskan strategi pinjaman serta investasi dengan prinsip keberlanjutan.
Sejak awal 2025, berbagai tekanan politik dan ekonomi mulai terasa. Tuduhan pelanggaran persaingan usaha dari anggota parlemen AS menjadi sorotan, ditambah dengan perubahan kebijakan internal oleh anggota yang tersisa, membuat NZBA harus menyesuaikan arah organisasi. “Sebagai akibat dari keputusan (pemungutan suara) ini, NZBA akan segera menghentikan operasinya,” kata juru bicara kelompok tersebut.
Meski aliansi resmi berhenti, jejak NZBA tetap terasa melalui panduan dan sumber daya yang dapat digunakan bank secara mandiri. Banyak analis menilai bahwa hal ini memungkinkan penerapan praktik keberlanjutan tetap berlanjut, walau dalam format yang lebih fleksibel dan berbasis kerangka kerja daripada keanggotaan resmi. Ini sekaligus menegaskan bahwa transisi energi bersih bukan hanya tugas organisasi tunggal, tetapi juga tanggung jawab kolektif seluruh sektor perbankan global.