Wijaya Karya (WIKA) Hadapi Tantangan Finansial Serius: Gagal Bayar Obligasi dan Sukuk
- Rabu, 19 Februari 2025
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi, kini berada di tengah badai finansial setelah gagal melunasi obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada bulan ini. Peristiwa ini menyoroti tantangan berat yang dihadapi oleh industri konstruksi dan potensi dampaknya bagi ekonomi Indonesia.
Masalah yang Dihadapi
Pada tahun 2022, WIKA menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A senilai Rp593,95 miliar dan Sukuk Mudharabah II Wijaya Karya Tahap II Tahun 2022 Seri A dengan jumlah pokok Rp412,90 miliar. Kedua instrumen keuangan ini dijadwalkan jatuh tempo pada 18 Februari 2025. Namun, laporan dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 17 Februari 2025 menyatakan bahwa WIKA menunda pembayaran pokok obligasi dan sukuk tersebut.
Penundaan ini menunjukkan adanya ketidakstabilan dalam kemampuan WIKA untuk memenuhi kewajibannya, yang turut dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Salah satu aspek utama adalah penurunan kontrak baru yang diproyeksikan untuk tahun 2024, yang mencerminkan kondisi pasar konstruksi yang sedang lesu.
Suspensi Saham di Bursa Efek Indonesia
Menyusul ketidakmampuan WIKA membayar kewajiban finansial pentingnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil langkah drastis dengan menghentikan sementara perdagangan saham WIKA. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Bursa memutuskan untuk melakukan penghentian sementara perdagangan efek WIKA di seluruh pasar.
Langkah suspensi ini merupakan tindakan yang cukup jarang, namun perlu, mengingat indikasi bahwa WIKA mengalami masalah signifikan dalam kelangsungan operasionalnya. BEI berkomitmen untuk memantau perkembangan keadaan dan memberikan informasi lebih lanjut mengenai pemulihan perdagangan saham WIKA.
Tantangan Likuiditas
Dalam keterbukaan informasi baru-baru ini, manajemen WIKA mengungkapkan bahwa perseroan sedang menghadapi keterbatasan likuiditas. Hal ini dipicu oleh kesulitan dalam memperoleh kontrak baru, baik dari pemerintah, BUMN, maupun sektor swasta, pada tahun 2024. "Penurunan perolehan kontrak baru mengakibatkan turunnya penjualan sehingga membuat arus kas masuk menurun," jelas Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya.
Pada tahun 2024, WIKA hanya berhasil membukukan kontrak baru senilai Rp20,7 triliun, turun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp29,1 triliun. Mayoritas kontrak baru ini berasal dari sektor infrastruktur dan gedung dengan kontribusi sebesar 42%, disusul oleh sektor industri sebesar 32%, sektor engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) 20%, dan sektor properti 6%.
Dampak Dinamika Kebijakan
WIKA juga mengalami tantangan dalam pengelolaan cash flow sebagai akibat dari dinamika kebijakan terkait penyerapan penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan pada tahun 2024. Penyerapan PMN ini belum dapat dilakukan sepenuhnya sesuai rencana awal, mengingat adanya perubahan dan kondisi proyek yang tak terduga.
Rencana Pemulihan
Guna mengatasi masalah ini, WIKA sedang dalam proses negosiasi dan mencari solusi untuk memperkuat kembali posisi keuangannya. Perusahaan ini berencana untuk merestrukturisasi keuangannya, dengan mengkaji ulang pengeluaran dan mencari cara untuk meningkatkan pendapatan, baik dari proyek lokal maupun internasional.
Menurut Mahendra Vijaya, manajemen sangat optimis bahwa upaya ini, meskipun menantang, pada akhirnya akan memperbaiki kinerja dan stabilitas WIKA di masa mendatang. "Kami tetap fokus pada keberlanjutan usaha dan berkomitmen untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan seluruh pemangku kepentingan guna menyelesaikan tantangan ini bersama-sama," ungkap Mahendra dalam pernyataannya.
David
navigasi.co.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
BABY Siapkan Rights Issue untuk Mendukung Akuisisi Saham PT Emway Globalindo
- Jumat, 19 Desember 2025
Baramulti BSSR Tebar Dividen Interim Sebesar Rp127 Per Saham Januari 2026
- Jumat, 19 Desember 2025
Sime Darby Property Perkuat Ketangguhan Kota Lewat Tata Kelola ESG
- Jumat, 19 Desember 2025
Semen Indonesia SMGR Perkuat Tata Kelola Demi Transparansi Informasi Publik
- Jumat, 19 Desember 2025
Polri Distribusikan Ratusan Tandon Air Bersih Bagi Warga Pascabencana Aceh
- Jumat, 19 Desember 2025
Berita Lainnya
Baramulti BSSR Tebar Dividen Interim Sebesar Rp127 Per Saham Januari 2026
- Jumat, 19 Desember 2025
Sime Darby Property Perkuat Ketangguhan Kota Lewat Tata Kelola ESG
- Jumat, 19 Desember 2025
Semen Indonesia SMGR Perkuat Tata Kelola Demi Transparansi Informasi Publik
- Jumat, 19 Desember 2025
Polri Distribusikan Ratusan Tandon Air Bersih Bagi Warga Pascabencana Aceh
- Jumat, 19 Desember 2025
Pemerintah Laporkan Pemulihan Infrastruktur Pascabencana Banjir Bandang di Sumatera
- Jumat, 19 Desember 2025
Terpopuler
1.
Daftar Menu Diet IF Seimbang untuk Pemula Agar Tetap Bertenaga
- 19 Desember 2025
2.
3.
7 Tips Menyimpan Minyak Goreng Agar Tidak Tengik dan Tetap Jernih
- 19 Desember 2025
4.
Keju Tinggi Lemak Ternyata Bermanfaat untuk Memori dan Otak Sehat
- 19 Desember 2025

_badan_pengelola_investasi_(bpi)_danantara_dony_oskaria.jpg)





